Kemamang, Koen Setyawan

Kemamang, Koen Setyawan, 318 Hlm.

Dua anggota ekpedisi harimau jawa, Hari dan Panji, terpisah dari rombongannya oleh sebuah kecelakaan kecil. Kehilangan arah dan kelelahan, mereka menemukan secercah harapan saat melihat cahaya di kejauhan. Namun, bukan cahaya dari rumah yang mereka jumpai, melainkan cahaya-cahaya aneh yang begerak-gerak aneh. Penduduk lokal menyebutnya kemamang, hantu cahaya yang yang sering menampakkan diri di tepian danau yang dianggap angker. Diliputi perasaan takut dan penasaran, Hari dan Panji memutuskan meneliti lebih jauh cahaya-cahaya aneh itu. Setelah kembali ke desa, mereka mengalami peristiwa-peristiwa yang lebih mencekam: anak yang berjalan dalam tidurnya, sapi yang hilang, dan penemuan jejak-jejak kaki raksasa mirip kaki burung. Semuanya mengarah ke satu tempat, Danau Bakalan, yang berada di pinggiran desa. Penduduk meyakini danau itu adalah pintu gerbang menuju kerajaan siluman. Keadaan semakin mencekam ketika mereka diserang kawananan kemamang saat mencari bocah yang hilang.