Pollyanna Grows Up, Eleanor H. Porter, 374 Hlm. |
“Oh, Ruth, aku ingin memberimu satu dosis Pollyanna!” “Aku tidak menginginkannya, Della, aku bukan pasienmu yang perlu diberi obat….” “Pollyanna bukan obat, Sayangku, meskipun beberapa orang bilang dia sejenis penambah tenaga. Banyak orang mempraktikkan permainan sukacita yang dilakukannya.” “Permainan sukacita? Sungguh tak lazim!” *** Pollyanna beranjak dewasa, tapi perangainya tak berubah. Ia masih berusaha mempraktikkan permainan sukacita setiap saat. Ia menghadirkan keceriaan di rumah sahabat barunya, Mrs. Ruth Carew, yang dirundung duka akibat kehilangan keponakannya. Namun, masih dapatkah Pollyanna melihat sisi menggembirakan dalam hidup ketika pamannya yang baik hati, Dr. Chilton, meninggal dunia dan perekonomian keluarganya merosot? Mampukah ia menopang dan menghibur Bibi Polly, yang kembali menjadi pemuram dan menarik diri dalam kesedihan? Keberadaan Jimmy Bean, Jamie, dan Sadie di sekitar Pollyanna juga menghadirkan beragam warna dalam hidup gadis itu. Lika-liku persahabatan, keluarga, dan romantika cinta.
0 comments:
Post a Comment